Time is My Blog

--
0

Altar Raja Dharmawangsa Ditemukan di Ponorogo



SURYA/sudarmawan
PURBAKALA - Altar dekat batu besar yang diduga kuat peninggalan Raja Dharmawangsa ditemukan di Dusun Watu Dhukun, Desa Pager Ukir, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo.

Warga Ponorogo digegerkan dengan temuan sedikitnya dua artefak yang diduga kuat peninggalan dari Kerajaan Medang semasa Raja Dharmawangsa. Ini kerajaan penting di Jawa Timur yang pernah menguasai Kerajaan Sriwijaya di Palembang tahun 992 Masehi, jauh sebelum Singhasari dan Majapahit berdiri.
Kedua artefak di situs purbakala itu ditemukan di Dusun Watu Dhukun, Desa Pager Ukir, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Artefak itu berbentuk mangkara dan linggajati (altar) besar yang terletak berdampingan.
Menurut Aryo Putro, pemerhati sejarah dari Kediri yang meninjau situs tadi, tulisan pada kedua artefak itu memakai huruf Pallawa. Ia menduga, mangkara dan linggajati itu peninggalan Dharmawangsa ketika menyikir ke Ponorogo karena bertempur melawan Kerajaan Kahuripan Medang di Sidoarjo, dekat Surabaya sekarang.
"Jadi, tempat ini merupakan tempat pelarian Airlangga sebelum menjadi raja. Dan tempat ini merupakan lokasi semedi Airlangga hingga mendapat petunjuk untuk menjadi raja," Aryo menduga.

Penemuan Candi


Badan Wakaf UII Siap Relokasi Perpustakaan

Image Selasa (15/12), penelusuran lebih lanjut terhadap situs sejarah yang ditemukan di lokasi pembangunan perpustakaan pusat Universitas Islam Indonesia (UII), dilanjutkan pihak UII bersama pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta. Selain dari UII dan BP3 DIY, awak media juga banyak berdatangan. Tidak kurang dari 20 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik berada di lokasi tersebut untuk meliput penelusuran BP3 DIY bersama beberapa pihak dari UII yang sudah hadir beberapa saat sebelumnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Pengurus Badan Wakaf (Yayasan) UII, Dr. Lutfi Hasan kembali menegaskan komitmen UII untuk menjaga dan secara maksimal akan membantu pihak terkait untuk menelusuri dan melestarikan situs sejarah di lokasi tersebut beberpa waktu yang lalu. “Kita juga sudah sepakat, siap untuk memindahkan lokasi pembangunan perpus pusat UII ini jika memang diperlukan”, ungkapnya lebih lanjut.

Meskipun belum merumuskan di mana rencana perpus akan dibangun jika ada pemindahan lokasi, Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf merasa yakin dengan keputusan yang diambil Badan Wakaf. Seperti yang diungkapkan Rektor UII dua hari sebelumnya, Badan Wakaf juga menganggap bahwa UII sebagai lembaga pendidikan juga memiliki kewajiban untuk melestarikan peninggalan sejarah seperti ini. Wakil Rektor I, Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U., juga meninjau lokasi pada saat dimulai pengerukan dengan alat berat.